Ternyata kisruh sepakbola Tidak hanya melanda negeri kita, Indonesia, di Spanyol juga sedang terjadi polemik sepakbola yang berimbas dari kompetisi. Apa saja bedanya?
Inilah beda polemik sepakbola spanyol dan Indonesia :
PENYEBAB:
Spanyol
Pemerintah melalui kementerian pendidikan, budaya dan olahraga membuat regulasi baru mengenai pembagian hak siar televisi untuk klub-klub peserta kompetisi.
Intinya, mereka ingin mengurangi perbedaan yang terlalu mencolok antara tim besar dengan tim kecil, divisi atas dengan divisi di bawahnya, supaya lebih merata. Sistem sentralisasi baru itu juga membuka ruang untuk divisi tiga dan sepakbola wanita memperoleh benefit dari hak siar.
Indonesia
Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan ingin memperbaiki tata kelola sepakbola di dalam negeri, termasuk kompetisinya. Maka dilakukanlah verifikasi yang ketat terhadap klub-klub ISL oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Ternyata diketahui selama ini klub-klub mengabaikan urusan administrasi yang sebenarnya elementer, seperti legalitas perusahaan, laporan keuangan, kontrak-kontrak pemain/pelatih/ofisial, sampai urusan pajak. Kemenpora memutuskan, negara harus hadir untuk ikut memperbaiki keadaan buruk ini.
KEPUTUSAN DAN REAKSI
Spanyol
RFEF atau PSSI-nya Spanyol memprotes keputusan pemerintahnya. Mereka menganggap pemerintah tidak menghormati mereka karena tidak diajak berunding dulu terkait perubahan aturan hak siar tersebut.
Kesal karena tidak diajak berunding, RFEF memutuskan menghentikan seluruh kegiatan sepakbola di negara itu per tanggal 16 Mei. Itu berarti sisa dua pekan La Liga tidak bisa dilanjutkan, termasuk final Copa del Rey dan semua divisi di bawahnya.
Indonesia
PSSI tetap pada sikapnya, "sepakbola tak boleh diintervensi negara". Mereka mempersoalkan banyak hal, mulai dari Tim Sembilan, kinerja BOPI, dan apapun yang dilakukan Kemenpora. PSSI bersikeras sudah punya sistem sendiri berdasarkan statuta FIFA dan PSSI.
Di level klub, walaupun awalnya banyak yang menentang, satu per satu akhirnya mulai mengurus syarat-syarat administrasinya dengan lebih benar, setelah Kemenpora memutuskan memundurkan kickoff ISL selama dua bulan.
Kemenpora akhirnya memutuskan membekukan PSSI per 17 April, karena dianggap terus mengabaikan peringatan negara (melalui surat teguran tertulis sebanyak tiga kali), termasuk ketika mengabaikan keputusan BOPI yang tidak meloloskan dua klub: Arema Cronus dan Persebaya.
PSSI menolak pembekuan Kemenpora, dan kemudian menghentikan kompetisi untuk musim ini (2015) -- sampai pemerintah mencabut SK pembekuan tersebut
OPERATOR KOMPETISI
Spanyol
LFP menolak keputusan RFEF menyetop kompetisi. Mereka menganggap penghentian kompetisi akan merusak citra sepakbola Spanyol, termasuk memunculkan banyak konsekuensi termasuk dengan sponsor. Mereka bahkan dikabarkan akan mengambil langkah hukum atas penghentian kompetisi tersebut.
Presiden LFP, Javier Tebas, dalam beberapa tahun terakhir dianggap memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan ketua RFEF, Angel Maria Villar.
Indonesia
PT Liga Indonesia menyerahkan keputusan kepada PSSI, termasuk dalam menghentikan kompetisi. Bahkan ketika ditawari Kemenpora untuk tetap menjalankan kompetisi pun mereka menolak.
Sampai sebelum Kongres Luar Biasa PSSI 18 April lalu, CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, juga merangkap jabatan sebagai sekjen PSSI.
Bagaimana pendapat Klub-klub ISL?
Mereka sepakat bahwa kompetisi tidak boleh dihentikan. Hanya saja mereka tetap menyalahkan Kemenpora atas penghentikan yang dilakukan oleh PSSI. Mereka juga mempertanyakan kelayakan dan legalitas kompetisi apabila akan dijalankan oleh pemerintah melalui Tim Transisi, yang hingga masih belum juga diumumkan siapa anggota-anggota.
ASOSIASI PEMAIN
Spanyol
AFE telah menyatakan sikapnya. Dalam pernyataannya sejumlah pemain top Spanyol ikut hadir seperti Andres Iniesta, Gerard Pique, dan kapten timnas Spanyol, Iker Casillas. Mereka mendukung keputusan federasi mereka (RFEF) untuk menghentikan kompetisi, sampai semua masalah dipecahkan bersama-sama.
"Kami memutuskan untuk mogok bertanding. Bukan untuk melawan, tapi mempertahankan hak-hak yang kami percaya telah dilanggar," ucap presiden AFE, Luis Rubiales.
"Kami ingin mengurangi perbedaan di antara divisi Prmiera dan Segunda seperti liga-liga lain di Eropa. Kami tahu kami benar. Mereka (pemerintah) tidak mengajak kami bicara. Jadi, kami putuskan untuk mogok."
Indonesia
APPI menegaskan, kompetisi harus berjalan, karena ini juga menyangkut nasib dan mata pencarian pemain. Sikap mereka "abu-abu", karena tidak pernah secara eksplisit menyatakan keberpihakannya: pada pemerintah atau PSSI/PT Liga. Mereka memilih netral dan meminta masing-masing pihak duduk bareng mencari solusi terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar