Piala kemerdekaan diikuti Tim abal-abal. Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, menyebut klub-klub yang ikut ambil bagian dalam turnamen Piala Kemerdekaan 2015 di bawah naungan Tim Transisi rata-rata adalah klub abal-abal.
La nyalla berencana akan mengambil langkah hukum jika Tim Transisi nekat menjalankan turnamen pada 1 Agustus 2015 mendatang.
"Saya akan tempuh jalur hukum kalau turnamen Piala Kemerdekaan benar berjalan. Klub-klubnya yang ikut pun abal-abal. Hanya beberapa saja yang benar seperti Martapura FC dan Persatu Tuban, kami ingin melindungi anggota kami," tegas La Nyalla seperti dilansir laman resmi PSSI.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Djamal Aziz, keikutsertaan klub-klub pada turnamen Piala Kemerdekaan dikarenakan ada koneksi politik antara pejabat daerah dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi yaitu dari PKB.
"Kalau diperhatikan, klub-klub asli yang ikut itu karena Bupati-nya satu partai dengan Menpora," ungkap Djamal.
Manajer Perserang, Babay Karnawi bersikeras kebijakan untuk ikut ambil bagian dalam Piala Kemerdekaan tidak lebih dari sekedar menyelamatkan pemain, pelatih, dan ofisial.
"Ini kan bentuknya turnamen. Kami ikut karena ingin memberikan tontonan kepada masyarakat, juga memberi pemasukan kepada pemain, pelatih, dan ofisial," tutur Babay saat dihubungi VIVA.co.id. "Kalau dari saya sendiri tidak mau masuk ke dalam ranah perselisihan ini. Biarlah itu jadi urusan petinggi-petinggi saja."
Sedangkan Persatu Tuban menegaskan jika hingga saat ini pihaknya masih tetap mengakui PSSI kepengurusan 2015-2019 merupakan produk yang sah. Akan tetapi mereka meminta kepada PSSI untuk tidak serta-merta menganggap keikutsertaannya pada Piala Kemerdekaan dianggap sebagai sebuah pembangkangan.
"Kami tetap mengakui PSSI. Toh ketika kami dibilang akan disanksi kami tetap siap. Tapi harus dimengerti juga Persatu ikut Piala Kemerdekaan karena punya tanggungan kepada pemain, pelatih, dan sponsor," kata manajer Persatu Tuban, Fahmi Fikroni.
0 komentar:
Posting Komentar